FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 25-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUTAR
Abstract
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi kontrol (case control study). Penelitian Kasus Kontrol dengan Kontrol Subyek-Subyek yang Merupakan Kasus (Kasus adalah Subyek dengan Karakter Efek Positif), Secara Retrospektif diikuti ada tidaknya faktor risiko (penyebab) yang di duga berperan. Faktor-faktor yang secara bersama-sama terbukti mempunyai hubungan dengan kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Tutar yaitu Riwayat Pemberian ASI (P value = 0,035 dan OR=0.444), Pendidikan Ibu (P=0,000 dan OR=0,025), Pendidikan Ayah (P=0,000 dan OR=0,064), Pekerjaan Ibu (P=0,000 dan OR=0,129), Pekerjaan Ayah (P=0,003 dan OR=0,458), Pendapatan Orang Tua (0,028 dan OR=2,420), Penyakit Diare (P=0,000 dan OR=6,417), Penyakit ISPA (P=0,001 dan OR=3,656). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian Stunting yaitu Jumlah Anggota Keluarga (P=0,111 dan OR=1,883).Pekerjaan ibu, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan orang tua, penyakit diare dan penyakit ISPA, jumlah anggota keluarga, dan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian stunting, adalah variabel kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, sarannya adalah diberikan Pendidkan dan pelatihan khusus bagi petugas kesehatan dan kader posyandu dalam melakukan pengukuran antropometri secara benar, sehingga diakan hasil dari status gizi balita yang valid.
Keywords
References
Apriluana, G., & Fikawati, S. (2018). Analisis faktor-faktor risiko terhadap kejadian stunting pada balita (0-59 bulan) di negara berkembang dan asia tenggara. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 28(4), 247-256.
Daracantika, A., Ainin, A., &Besral, B. (2021). Pengaruh Negatif Stunting terhadap Perkembangan Kognitif Anak. Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan, 1(2), 124-134.
Desyanti, C., & Nindya, T. S. (2017). Hubungan riwayat penyakit diare dan praktik higiene dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simolawang, Surabaya. Amerta Nutrition, 1(3), 243-251.
Ginting, K. P., & Pandiangan, A. (2019). Tingkat Kecerdasan Intelegensi Anak Stunting. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 1(1), 47-52.
Masriadi. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Mugianti, S., Mulyadi, A., Anam, A. K., & Najah, Z. L. (2018). Faktor penyebab anak stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan (JournalofNersandMidwifery), 5(3), 268-278.
Pristya, T. Y., Novitasari, A., & Hutami, M. S. (2020). Pencegahan dan Pengendalian BBLR di Indonesia: SystematicReview. Indonesian JournalofHealth Development, 2(3), 175-182.
Rachman, R. Y., Nanda, S. A., Larassasti, N. P. A., Rachsanzani, M., & Amalia, R. (2021). HUBUNGAN PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP RISIKO STUNTING PADA BALITA: A SYSTEMATIC REVIEW. Jurnal Kesehatan Tambusai, 2(2), 61-70.
UNICEF. (2021). Jumlah Balita stunting di dunia menurun, Tapi tak merata.
Wati, IF, & Sanjaya, R. (2021). Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan. Majalah Wellness AndHealthy, 3 (1), 103-107.
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jp.v5i1.3536
Article Metrics
Abstract views : 167 times | PDF - 33 times PDF - 32 timesRefbacks
- There are currently no refbacks.